Therapy es pada permukaan tubuh merupakan suatu bentuk pemindahan energi dinggin ke suatu jaringan yang tujuannya adalah sebagai penurunan temperature jaringan lokal dan menimbulkan thermoregulatory. Penuruna temperature pada jaringan tergantung pada :
1. Perbedaan temperature antara es dan jaringan yang lebih dingin akan memberikan informasi pada reseptor untuk apliaksi yang lebih besar dari jaringan.
2. Penghantaran thermal dalam jaringan. Berbeda antara satu area dengan area lain. Secara umum, otot dengan jaringan lunak dari jaringan mempunyai kemapuan thermal yang tinggi dan halini dipengaruhi pada hantaran kulit. Dengan demikian pendinginan pada jaringan yang dalam tergantung pada sifat alami suatu jaringan, dimana lapisan normal subcutaneous pada obesitas akan menjadi isolator/penghambat yang berhubungan dengan panas sehingga daapt mengurangi penghantaran melalui jaringan lemak tersebut untuk sampai pada jaringan yang dituju, dimana hal yang sama tergantung pada peredaran darah.
1. Perbedaan temperature antara es dan jaringan yang lebih dingin akan memberikan informasi pada reseptor untuk apliaksi yang lebih besar dari jaringan.
2. Penghantaran thermal dalam jaringan. Berbeda antara satu area dengan area lain. Secara umum, otot dengan jaringan lunak dari jaringan mempunyai kemapuan thermal yang tinggi dan halini dipengaruhi pada hantaran kulit. Dengan demikian pendinginan pada jaringan yang dalam tergantung pada sifat alami suatu jaringan, dimana lapisan normal subcutaneous pada obesitas akan menjadi isolator/penghambat yang berhubungan dengan panas sehingga daapt mengurangi penghantaran melalui jaringan lemak tersebut untuk sampai pada jaringan yang dituju, dimana hal yang sama tergantung pada peredaran darah.
3. waktu yang diperlukan pada terapi dinggin, jumlah energi yang terbuang tergantung waktu. Kenaikan temperature merupakan salah satu factor yang yang dapat mengurangi penggunaan energi dinggin pada permukaan. Semakin dalam suatu jaringan maka semakin lama waktu yang dibutuhkan, begitu juga sebaliknya. Hal ini ditunjukkan oleh seorang peneliti Palastanga (1988) yang hasilnya adalah sekitar 30 menit untuk menurunkan temperature otot pada suatu kedalaman 4cm dengan suhu 3,5oC. Jaringan otot pada 2,5cm daapt mencapai 20menit/dapat lebih lama untuk dapat menurunkan suhu sebesar 5oC. Penelitian juga dilakukan oleh Oosterveld, et all(1992)yang menemukan bahwa penurunan temperature intraarticulare sendi besar mencapai 9,4oC dalam waktu 30menit dengan aplikasi 3kg kantong es.
4. ukuran area, semakin luas area yang diberikan terapi semakin banyak energi yang hilang.
Efek therapy.
Efek pendinginan jaringan adalah untuk mengurangi tingkat metabolisme didalam jaringan, sehingga akan mempengaruhi aktivitas dari semua jaringan. Kebutuhan O2 menurun terjadinya erythema merupakan vasodilatasi oleh rangsangan dingin dengan pemanasan, sebab lebih sedikit jumlah hemoglobin untuk memenuhi kebutuhan fisiologis jaringan. Dengan demikian pendinginan tidak bermanfaat bagi proses penyenbuhan lagi. Adapun efek terapi es pada jaringan sebagai berikut :
1. Sistem syaraf.
Dingin akan berdampak pada kulit untuk menghasilkan suatu stimulus yang berhubungan dengan rangsangan sel yang peka terhadap rangsangan pada dingin. Hal tersebut mungkin digunakan untuk terapi pengurangan nyeri karena transmisi synaptic berkurang. Semua serat syaraf tidaklah sama jika terjadi dingin. Dingin diharapkan terjadi serabut tipis tak bermyelin tipe IV/C yang merupakan kelompok syaraf yang paling sedikit berpengaruh, serat syaraf B juga memiliki unsure yang kecil tetapi sebagian besar bersifat autonomic preganlionic dan terbungkus myelin juga berukuran kecil dan sedikit terpengaruh oleh dingin , myelin ini berukuran tipis, kecil, penghantar rasa sakit dan pengangkut temperature kemudian bersatu yang diikuti oleh serat beta (ß) dan serat gamma (g).
1. Sistem Motorik.
Pada otot, kekuatan system motor dapat dikurangi dengan pendinginan pada otot atau anggota tubuh dalam air pada 10o-150oC, karena dampak pada tingkatan yang berhubungan dengan metabolisme dan sifat merekat. Penerapan dingin selama 5 menit dengan ice massage menunjukkan peningkatan kekuatan isometric. Ketrampilan motor akan berkurang sebagai konskuensi dari pendinginan lokal. Efek ini terjadi pada temperature atas dimana kekuatan otot berkurang. Kauranen dan Vanhanrata (1997) sudah menunjukkan bahwa kantong es diaplikasikan selama 15 menit pada lengan bawah menyebabkan pengurangan yang penting pada percepatan pergerakan. Hal tersebut biasa terjadi dalam kaitan dengan pengurangan penghantaran syaraf.
Hipotahlamus bertindak sebagai suatu aalt pengatur panas untuk memalihara temperature inti. Hypothalamus mempunyai kaitan dengan body, terpengaruh dari reseptor dari kulit dan mungkin sel lain yang paka terhadap rangsangan seperti temperature darah. Untuk memelihara panas yang menyertai, melalui vasomotor pusat vasokontriksi yang berhubungan dengan kulit. Derajat vasokontriksi yagn umum terjadi tergantung pada tingkat pendinginan.
2. Muscle.
Dingin pada permukaan kulit dapat meningkatkan kekuatan otot, Rajahyaksha et al (1982) menemukan suatu peningkatan sekitar 17% pada kekuatan Quadricep setealh 30 menit es yang diberikan pada depan paha dibandingkan pada suatu kelompok control. Peningkatan kekuatan otot terjadi karena aktifnya α motor neuron pada rangsang system terminal simpatik yang singkat dan menghasilkan suatu mekanisme otot berupa peningkatan kekuatan dan tekanan dingin mempunyai efek yang kuat dimana system simpatik dan chatecholamine terlepas sehingga dapat menurunkan spasme.
3. Oedema.
Dingin dapat mengurangi bengkak kronis,suatu studi oleh Moon dan Gragnani (1989) telah mencoba mengukur efek ini pada sembilan pasien hemiplegic dengan bengkak pada tangan dengan berendam dalam air pada suhu sekitar 10o selama 30 menit dimana terjadi pengurangan volume pembengkakkan pada delapan pasien. Aplikasi dingin untuk oedema bersifat menghalangi ketika dalam kaitan dengan trombosa pembuluh darah.
4. Radang kronis.
Terapi dingin telah banyak diaplikasikan pada kondisi-kondisi OsteoArthrosis, Rheumatoid, tendonitis, dan radang sendi yang kronis karena adanya efek pain-relieving.
Menurut proses jaringan sendi oleh aktifitas enzim hyaluronidase dan memelihara fisiologis sendi.
5. Kulit.
Aplikasi es pada kulit mengakibatkan terjadinya perubahan lokal dibagian yang didinginkan dan perubahan systemic umum ketika panas mengatur mekanisme tubuh diaktifkanoleh jaringan lokal apda pembuluih darah yang berhubungan dengan kulit.
Terjadi vasokontriksi pada pembuluh darah pada lapisan kulit mengakibatkan terjadinya perubahan lokal dibagian yang didinginkan dan perubahan sistemik umum ketika panas mengatur mekanisme tubuh diaktifkan oleh jaringan lokal pada pembuluh darah yang berhubungan dengan kulit. Terjadi vasokontriksi pembuluhd arah pada lapisan kulit yang ditandai dengan adanya kepucatan atau pengerutan. Hal ini akan mengurangi darah yang mengalir dikulit sehingga peredaran berkurang. Kecepatan vasokontriksi menunjukkan suatu refleks pada system syaraf otonom yang dihasilkan oleh rangsangan sel peka yang berhubungan dengan panas pada kulit. Secara tidak langsung terapi dingin juga akan memperlancar otot yang arterioles yagn dipengaruhi oleh hormone lokal seperti serotonin dan bradykinin sebagai bagian dari thermoregulasi lokal. Vasokontriksi ini mengakibatkan pengurangan aliran darah sepanjang kulit yagn membatasi hantaran pada permukaan badan. Dalam beberapa menit pembuluh darah akan melebar atau vasodilatasi yang berlangsung selama 15 menit. Mekanisme ini disebut Lewis Hunting Reaction (Lewis 1930). Vasodilatasi ini terjadi secara terbatas pada area tubuh terutama di hidung dan telinga, tetapi juga dapat terjadi pada tangan, kaki, patella, olecranon, gluteal, dan beberapa bagian dinding dada (Rubah and Wyatt1962).
Tujuan mekanisme diatas adalah untuk melindungi jaringan dari kerusakan dalam kaitan dengan ischemia yang relative dan pendinginan diperpanjang. Gagasan ini diperpanjang oleh fakta bahwa Area didaerah vasodialtasi akan terjadi arteriovenous anastomosis pada kulit dimana mula-mula suatu axon mekanisme reflek menghasilkan unsure H(Histamine) yang menyebabakan vasodilatasi lokal (Lewis 1930), ketika aliran darah meningkat akan mempengaruhi unsur ini sehingga terjadi kontraksi. Ketika temperature turun akan memperlancar aktivitas otot menjadi berkurang kontraksi tidak terjadi lagi. Vasodlatasi sebagai akibat hangatnya kembali dari suatu bagian, memperlancar pemulihan otot dan terjadi kontraksi lagi.
Es menekan aktivitas stimulus ujung syaraf perasa nyeri A delta/C. nyeri dapat dikurangi oleh aplikasi es. Dinding memberi efek yang dimulai dari sel yang peka rangsang nyeri dan mengurangi percepatan serta jumlah dorongan atau gerakan molekul. Myelinated adalah suatu serat delta yang membawa impuls sakit dari kulit yangsangat peka. Nyeri pada kerusakan jaringan akan dibawa oleh serat C dan ini akan menghantar sakit. Aplikasi denigin akan mendorong pelepasan endorphins dan encephalins. Fakta bahwa dingin secara efektif mengurangi nyeri didukung oleh benyak peneliti antara lain oleh (Benson dan Copp 1974).
Sumber:
http://dhaenkpedro.wordpress.com/rekomendasi-klinik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar