Senin, 05 Maret 2012

KONTRAKSI OTOT ISOTONIK, ISOMETRIK, EKSENTRIK, ISOKINETIK DAN PLYOMETRIK DALAM AKTIVITAS OLAHRAGA



Otot berkontraksi bila mendapat stimulus. Stimulus dibawa oleh serabut syaraf eferen dari SSP. Sampai pada ujung saraf motorik yang melekat pada sel otot yakni neur muscle junction. Selanjutnya rangsangan tersebut masuk ke dalam sel otot melalui tubulus – tubulus. Tubulus adalah organ yang berupa pipa yang menghubungkan antara bagian luar sel dan bagian dalam sel. Dengan mekanisme tertentu, rangsangan tersebut menyebabkan kadar kalsium di cairan sarcoplasma meningkat tajam. Peningkatan kalsium ini menyebabkan terjadinya perubahan – perubahan di benang aktin yang pada akhirnya sisi lekat aktin terbuka. Terbukanya sisi lekat aktin mengakibatkan kepala myosin menempel selanjutnya terjadilah crossbridge actomiosin. Selanjutnya penguraian ATP di kepala myosin mengakibatkan kepala – kepala myosin mengadakan power stroke, akhirnya akan terjadi penarikan aktin ke arah pusat sarcomereoleh myosin, sehingga sarcomere mengalami pemendekan.
Prinsip dasar otot kontraksi otot adalah menahan atau melawan kepanjangan otot ( kontraksi otot adalah menuju ke arah pendek ), di karenakan aktin ditarik ke arah pusat sarcomere oleh myosin. Ada 5 Jenis kontraksi otot yaitu Isotonik, Isometrik, Eksentrik, Isokinetik, dan Plyometrik.
 Kontraksi Isotonik
Dalam kegiatan olahraga salah satu contoh nyata kontraksi isotonik adalah ketika lengan seseorang mengangkat dumble. Untuk mengangkat dumble dari posisi lengan lurus menjadi lengan di tekuk, otot biceps brachii berkontraksi dalam pola kerja isotonik. Isotonik diartikan sebagai pola kontraksi yang berpegang pada tonusnya tetap, sebaliknya panjang ukuran oto berubah/memendek. Kontraksi isotonik juga disebut kontraksi otot kontraksi konsentris atau dinamis.
Secara anatomis otot biceps brachii berlokasi di lengan atas anterior. Otot ini mempunyai origo di tulang scapula. Tepatnya adalah di proseseus coracoideus dan supra glenoidalis scapula. Sedang intersisnya ada di tulang radius (tuberositas radial). Ketika berkontraksi isotonik maka lengan bawah akan terangkat ke atas atau fleksi lengan terjadi.
 Kontraksi Isometrik
Dalam olahraga, menggemgam raket tenis merupakn salah satu contoh kontraksi isometrik otot lengan bawah. Pada saat ini otot lengan bekerja mampertahankan agar raket tidak lepas. Musculus fleksor digitorum superficialis dan profondus adalah otot yang berlokasi dibagian anterior lengan bawah. Keduanya memiliki origo di tulang humerus, ulna dan radius (didaerah siku), sedangkan insersinya ada pada basic phalangea I dan II.
Dalam memegang raket tenis, otot ini mula – mula berkontraksi secara isotonik yang menghasilkan fleksi pada jari – jari tangan. Selanjutnya otot ini berkontraksi isometrik yang menghasilkan dipertahankannya fleksi jari – jari untuk menggemgam gagang raket. Disebut isometrik di ambil dari istilah Iso yang artinya ”tetap” dan metric yang mengambarkan ”ukuran”. Kontraksi Isometrik adalah kontraksi dimana otot tidak mengalami perubahan ukuran.
 Kontraksi Eksentrik
Ketika lengan mengangkat sebuah dumbel merupakan contoh nyata kontraksi isotonik, maka jika dumbel diturunkan kembali otot biceps brachii mengalami kontraksi eksentrik Untuk dapat turun secara perlahan atau lengan kembali ekstensi, maka otot biceps brachii harus bekerja dalam pola kerja eksentrik. Disebut eksentrik sebab serabut – serabut otot bergeser keluar dari pusat/centranya.
 Kontraksi Isokinetik
Dasar Pola Isokinetik adalah Pola Isokinetik, yakni otot mengalami pemendekan. Perbedaan yang nyata adalah 
1. Bila kontrakasi isotonik setiap lintasan gerak otot menanggung beban yang sama, pada kontraksi isokinetik beban yang ditanggung tidak sama.
2. Bila pada kontraksi isotonik kecepatan dalam menempuk lintasan gerak tidak rata, pada kontraksi isokinetik kecepatan dalam menempuh jarak lintasan adalah rata.
 Kontraksi Plyometrik
Pada dasar pola plyometrik adalah pola isotonik, yakni otot mengalami pemendekan ke arah pusat sarcomere dengan didahului tarikan pemanjangan. Dalam kegiatan olahraga kontraksi ini diwujudkan dalam kerja yang meledak (melempar, meloncat)
Disebut plyometrik dari istilah piyo dan metrik. Piyo berarti berlapis – lapis, sedangkan metrik artinya ukuran panjang.sehingga plyometrik artinya suatu kontraksi yang mempunyai lapisan-lapisan kecepatan gerak pada setiap perubahan ukuran panjang.Artinya dalam berkontraksi kecepatan antara meter pertama,kedua adan seterusnya ditempuh dengan yang makin pendek(tidak sama).
Kajian fisiologis dalam kerja plyometrik menjelaskan bahwa didalam otot ada berkas otot yang dikenal sebagai muscle spindle.fungsi utama muscle spindle adalah mengawasi otot bila terjadi rangsangan yang melewati batas maksimal,dan sekaligus merespon untuk segera kembali dalam panjang normal dengan aksi secara mendadak (stretch reflex).Kajian secara detail belum ditemukan,hanya diduga saat otot dipanjangkan melebihi panjang normal.Otot berkontraksi secara isometric artinya tidak ada perubahan posisi actomyosin.Pemanjangan dalam kondisi isometric tersebut dapat dilaksanakan akibat dari tangki kepala myosin (meromyosin) yang meregang.
Pengembalian regangan dari meromyosin inilah yang menyebabkan otot dapat berkontraksi dengan kecepatan berlapis-lapis.untuk dapat bekerja secara cepat beban yang ditanggung harus ringan sampai sedang.



Sumber: http://rizqonkhalalan.blogspot.com/2009/10/kontraksi-otot-isotonik-isometrik.html


Perbandingan latihan isotonik dan latihan isometrik terhadap kekuatan otot kuadriseps femoris (Be Healthy With Fisioterapi) pdf:

Download:



Latihan Kondisi Fisik (Be Healthy With Fisioterapi) pdf:

Download:


Password:
behealthywithfisioterapi





1 komentar:

  1. hallo selamat Pagi.. Salam Fisio!
    Sudah belajar penanganan tentang Fisioterapi pada artherosclerosis belum?
    kalau sudah, bisa di share nggak?
    Thanks a lot

    BalasHapus