Spondyloarthrosis cervical merupakan suatu kondisi proses degenerasi pada discus intervertebralis dan jaringan pengikat persendian antara ruas-ruas tulang belakang. Saat mengalami degenerasi, diskus mulai menipis karena kemampuannya menyerap air berkurang sehingga terjadi penurunan kandungan air dan matriks dalam diskus menurun. Degenerasi yang terjadi pada diskus menyebabkan fungsi diskus sebagai shock absorber menghilang, yang kemudian akan timbul osteofit yang menyebabkan penekanan pada radiks, medulla spinalis dan ligamen yang pada akhirnya timbul nyeri dan menyebabkan penurunan mobilitas/toleransi jaringan tehadap suatu regangan yang diterima menurun sehingga tekanan selanjutnya akan diterima oleh facet joint. Degenerasi pada facet joint akan diikuti oleh timbulnya penebalan subchondral yang kemudian terjadi osteofit yang dapat mengakibatkan terjadinya penyempitan pada foramen intervertebralis. Hal ini akan akan menyebabkan terjadinya kompresi/penekanan pada isi foramen intervertebral ketika gerakan ekstensi, sehingga timbul nyeri yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan mobilitas/toleransi jaringan terhadap suatu regangan yang diterima menurun.
Pada uncinate joint yang memang sebagai sendi palsu yang terus mengalami friksi dan iritasi secara terus-menerus akan timbul osteofit juga yang kemudian akan menekan kanalis spinalis sehingga timbul nyeri dan menurunkan mobilitas/toleransi jaringan terhadap suatu regangan
Berkurangnya tinggi diskus akan diikuti dengan pengenduran ligamen yang mengakibatkan fungsinya berkurang dan instabilitas. Akibatnya nukleus pulposus dapat berpindah kearah posterior, sehingga menekan ligamentum longitudinal posterior, menimbulkan nyeri dan menurunkan mobilitas/toleransi jaringan terhadap suatu regangan.
Spasme otot-otot cervical juga dapat menyebabkan nyeri karena iskemia dari otot tersebut menekan pembuluh darah sehinggga aliran darah akan melambat dan juga terjadi penurunan mobilitas/toleransi jaringan terhadap suatu regangan. Dari kesemua faktor diatas akan menimbulkan penurunan lingkup gerak sendi pada cervical.
Ultra sound terapi merupakan suatu terapi dengan menggunakan getaran mekanik gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz, yang digunakan dalam fisioterapi adalah 0,5 MHz-5MHz dengan tujuan untuk menimbulkan efek terapeutik. Nyeri dapat dikurangi dengan menggunakan US, selain dipengaruhi oleh efek panas juga berpengaruh langsung pada saraf. Hal ini disebabkan oleh karena gelombang pulsa dengan intensitas rendah sehingga dapat menimbulkan pengaruh sedative dan analgesi pada ujung saraf afferan II dan IIIa, sehingga diperoleh efek terapeutik berupa pengurangan nyeri sebagai akibat blockade aktifitas nociseptor pada PHC melalui serabut saraf tersebut.
TENS merupakan merupakan suatu pengobatan menggunakan stressor fisis berupa energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri. TENS pada Spondyloarthrosis Cervical juga akan menimbulkan kontraksi yang bermakna yaitu terjadinya pumping action, reabsorbsi sisa metabolisme dan sisa inflamasi sehingga iritasi pada nosisensor dapat dihilangkan/dikurangi sehingga nyeri menurun. TENS juga dapat menstimulus Aβ dan γ dan membantu menghambat impuls pada cornu posterior medula spinalis dan menstimulus monophase asimetris sehingga mempengaruhi nosisensorik yang akan dibawa talamus ke spinotalamikus sehingga memicu diproduksinya endorphine oleh tubuh sehingga nyeri menurun.
Traksi manual adalah traksi yang dilakukan dengan beban dari terapis. Posisi pasien duduk atau tidur terlentang. Salah satu tangan terapis diletakan di bagian occiput di sekitar processus mastoideus, dan satu tangah lagi di letakan pada daerah dagu pasien. Tarikan yang dilakukan biasanya adalah intermitten. Tehnik ini secara tidak langsung dapat memperlebar forament intervertebralis dengan memberi rangsangan kifosis pada cervical akan menambah lebar foramen intervertebralis dan mengurangi tekanan pada akar syaraf, Pelebaran jarak sendi, terjadinya elongasi inter dan paravertebra ligamen dan otot. Spasme otot akan berkurang demikian pula dengan penekanan pada akar syaraf sehingga aliran darah akan lancar, Traksi dapat mengurangi tekanan pada diskus, sehingga menjadi negatif, sehingga terjadi perpindahan cairan ke diskus disertai dengan peningkatan volume. Peningkatan volume ini akan menyebabkan peningkatan tinggi diskus. Dengan demikian akan terjadi peningkatan tekanan osmotik sehingga cairan yang terserap lebih banyak dan diskus menjadi bengkak. Pembengkakan ini tidak bermanfaat pada HNP, tapi sangat bernilai untuk terapi pada degenerasi diskus.
Contract Relax Stretching adalah suatu teknik terapi latihan khusus yang ditujukan pada otot yang spasme, tegang/memendek untuk memperoleh pelemasan dan peregangan jaringan otot. Teknik ini dilakukan kontraksi isometric, pada otot sendi bahu diperoleh gerakan minimal sendi bahu tanpa menimbulkan iritasi noxius dan sekaligus memacu sirkulasi dan proses metabolisme struktur jaringan sendi, disini akan diperoleh peningkatan kelenturan jaringan ikat sendi dan nyeri akan berkurang.
Sumber: http://physioture.blogspot.com/2008/11/fisioterapi-pada-nyeri-leher.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar